12 Ton Nanas Berhasil di Ekspor dari Jawa Tengah ke Arab Saudi Untuk Pertama Kali
Komentar

12 Ton Nanas Berhasil di Ekspor dari Jawa Tengah ke Arab Saudi Untuk Pertama Kali

Komentar

Terkini.id, Semarang – 12 Ton buah Nanas Madu berhasil di ekspor dari Jawa Tengah untuk pertama kali ke Jeddah Arab Saudi. Pelepasan ekspor dilakukan oleh Balai Karantina Kelas I Semarang, Kamis 4 Juni 2020, yang dipimpin langsung oleh Kepala Balai Karantina Kelas I Semarang, Parlin Robert Sitanggang.

Dalam pelepasan ekspor Nanas Madu tersebut, Parlin mengatakan pihaknya akan terus berupaya mendorong kinerja ekspor hasil pertanian di Jawa Tengah agar eksis di pasar dunia internasional.

“Jadi kita sebagai institusi Balai Karantania Pertanian ini, harus membantu akselerasi ekspor supaya banyak akses pasar yang kita cari nanti. Dan ini sangat memuaskan kita mampu pertama kali ekspor Nanas Madu ke Jeddah Arab Saudi,” ujar Parlin.

Nilai ekspor nanas ini lanjut Parlin sekitar Rp. 176 juta dan tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah.

“Dengan jumlah 12 ribu kilogram nanas atau 12 ton, nilai komoditasnya kurang lebih sekitar 176 juta dan kemungkinan tahap berikutnya bisa 10 kontainer selama 4 bulan,” jelas Parlin.

Parlin juga menambahkan Nanas Madu yang berasal dari pemalang ini tidak hanya jadi bahan komoditas ekspor akan tetapi juga dibuat berbagai macam olahan makanan ringan berbahan dasar nanas.

12 Ton Nanas Berhasil di Ekspor dari Jawa Tengah ke Arab Saudi Untuk Pertama Kali
Kepala Balai Pertanian Kelas I Semarang Parlin Robert Sitanggang menyerahkan Phytosanitary Certificate kepada pihak eksportir, 4 Juni 2020. (FOTO: Dzap)

“Komoditas nanas ini sentralnya ada di Pemalang, dan saat ini para petani nanas sudah mampu memproduksi berbagai macam hasil olahan nanas melalui UKM yang mereka bentuk, antara lain berupa cemilan, koktail, dodol dan kripik,” ungkapnya.

Rencananya Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang akan membantu pula memasarkan produk olahan nanas tersebut hingga ke lauar negeri. Namun pihaknya terlebih dahulu akan mencarikan perusahaan eksportir yang mampu menjual produk tersebut. Terlebih di masa pandemi ini, Parlin memberikan dukungan penuh pelaku ekspor pertanian mulai hulu hingga hilir.

“Kita bantu menggerakan ekspor ini baik itu di hulu maupun di hilir dari mulai bahan baku hingga produk jadi. Dan untuk meningkatkan itu, kita langsung ke petani, kita bawa eksportir agar produk petani ini mampu dibeli eskportir untuk dijual ke luar negeri,” pungkasnya.

Sementara itu Rika, perwakilan dari PT Agro Tani Makmur ekspotir nanas mengungkapkan, ada beberapa kendala yang dialaminya terkait proses ekspor nanas tersebut.

“Kendala kami ada di kontainer khususnya yang reefer berpendingin, karena di Semarang sendiri ketersediaannya sangat sedikit dibanding Jakarta dan Surabaya,” ujar Rika.

Dan untuk petani nanas sendiri di masa pandemi ini menurutnya, masih berjalan normal seperti biasa hanya memang ruang geraknya agak terbatas.

“Kalau petani nanas di desa saat ini memang agak membatasi diri karena Covid, namun hasil dari nanas sendiri cukup lumayan dan sebenarnya kami berharap permintaan akan lebih banyak lagi dari luar negeri semisal 10 kontainer per bulan. Dengan begitu kami akan lebih menggalakan lagi kinerja kami sendiri maupun para petani,” tutupnya.