Covid-19 Tak Menghalangi Seorang Dalang Muda Wayang Kulit Untuk Tetap Berkarya
Komentar

Covid-19 Tak Menghalangi Seorang Dalang Muda Wayang Kulit Untuk Tetap Berkarya

Komentar

Terkini.id, Semarang – Nitratama Ahya Budiawan seorang dalang muda asal Semarang, menggelar pertunjukan wayang kulit dari kediamannya dengan lakon Korona Gugur. Pagelaran ini dilakukan karena dirinya terinspirasi dari wabah Covid-19 yang saat ini melanda dunia.

Tak diragukan lagi Covid-19 memaksa manusia untuk lebih kreatif menghadapi situasi saat ini. Seperti yang dilakukan Nitratama Ahya Budiawan atau yang akrab disapa Ki Ahya Budiawan seorang dalang muda yang berpikir penuh kreatifitas dan tidak menyerah pada keadaan.

Meski dalam situasi saat ini, dirinya berupaya terus berkarya. Pagelaran wayang kulit dimodifikasi. Pertama ia melakukannya dari rumah, salah satu sudut rumahnya dipasang properti pagelaran wayang kulit, selain itu instrumen gamelan ia putar melalui compact disc. Apa yang ia lakukan ini merupakan bagian dari social distancing mendukung anjuran pemerintah guna mencegah penyebaran Covid-19. Dan tak kalah penting lakon unik yakni Corona Gugur sudah ia rancang sebelumnya.

Dalam pagelaran tersebut, Covid-19 disimbolkan dengan sosok raksasa Buto Cakil, sedangkan rakyat Indonesia dan tenaga medis diibaratkan sebagai tokoh Arjuna.

Dalam cerita, perjuangan rakyat Indonesia melawan Covid-19 digambarkan sebagai pertempuran Arjuna melawan raksasa Buto Cakil dan diakhiri tewasnya Buto Cakil dengan keris sakti Arjuna yang menancap tubuh Buto Cakil.

Ki Ahya Budiawan menjelaskan, pesan moral dari lakon tersebut yakni kita harus tetap semangat berjuang hingga Covid-19 dapat terselesaikan dari muka bumi ini. Dan bagi para pemuda dirinya berharap, apa yang dilakukannya dapat menginspirasi kaum muda untuk tetap berkarya sekaligus mengikuti anjuran pemerintah dalam upaya pencegahan Covid-19.

“Semoga semua rakyat Indonesia sehat walafiat, serta virus korona bisa hilang selamanya. Dan harapan saya untuk budaya Jawa, khususnya wayang kulit tetaplah lestari,” tutup pemuda yang telah menggemari wayang kulit sejak usia 3 tahun ini.