Berkah Jutaan Rupiah Dari Sawo Raksasa Mamey Sapote
Komentar

Berkah Jutaan Rupiah Dari Sawo Raksasa Mamey Sapote

Komentar

Terkini.id, Semarang – Udara sejuk menemani aktivitas Ismanto di kebun buahnya di desa Wonolopo Kecamatan Mijen kota Semarang.

Sepuluh tahun sudah Ismanto menekuni bisnis tanaman buah. Pria kelahiran kota Semarang ini mengaku, hobi bercocok tanam sejak ia masih bekerja di salah satu perusahaan jamu kenamaan di kota Semarang.

Deretan tanaman buah antara lain lengkeng, jambu kristal, apel india dan mangga hasil budidayanya bisa dibilang cukup memuaskan.

Namun ada yang lebih membuat kebun Ismanto istimewa, yakni buah sawo raksasa atau yang dikenal dengan nama Mamey Sapote.

Sawo Mamey Sapote sendiri bukan berasal dari Indonesia, melainkan berasal dari Meksiko Amerika latin.

Mamey Sapote memiliki kemampuan beradaptasi yang cukup tinggi sehingga cocok ditanam di iklim tropis seperti Indonesia.

Ismanto mengatakan pertama kali dirinya mengenal dan tertarik sawo Mamey Sapote dari seorang kolektor buah di kota Demak.

“Nah pertama kali saya kaget lihat sawo raksasa, ya di kebun milik kolektor buah itu“, ucap pria berusia 39 tahun ini.

“Gak banyak mikir saya langsung beli satu bibitnya, dulu itu harganya satu juta setengah, padahal gaji UMR saya aja dulu gak segitu“ tegas Ismanto. Keputusan Ismanto membeli bibit Mamey Sapote ternyata tidak semulus yang dibayangkan. Karena pada saat itu dirinya sedang mengalami kesulitan ekonomi dan tentu saja sang istri jadi kalang kabut dibuatnya.

Namun perjuangan Ismanto ternyata membuahkan hasil yang luar biasa.

Bibit Mamey Sapote yang ia beli, saat ini sudah menjadi pohon besar yang menghasilkan banyak bibit dan buah.

Dengan metode cangkok sambung susu, Ismanto berhasil membudidayakan bibit sawo raksasa ini.

Ismanto juga mengatakan banyak pesanan via online dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai penghobi hingga petani yang tertarik dengan sawo Mamey Sapote.

Dirinya menambahkan yang paling membanggakan, negara seperti Thailand, Malaysia, dan India juga memesan bibit Mamey Sapote dari kebunnya karena dirasa lebih bagus, lebih murah, dari segi kualitas dan harga dibanding pembibit negara lain.

Ismanto sendiri memiliki beberapa jenis sawo Mamey Sapote antara lain, Magana, Loreto, Havana dan Keywes.

Untuk penjualan bibit berukuran kecil 60 hingga 70 cm, Ismanto mematok harga satu juta rupiah, yang berukuran sedang dengan ketinggian 2 meter, dipatok 5 juta rupiah.

Dan untuk ukuran besar yang sudah berbuah bisa mencapai 15 juta rupiah.

“Kalau pesenan kebanyakan masih yang ukuran kecil, biasanya itu penghobi yang pingin kembangkan, terus ada juga pemula yang masih coba coba, kalau yang ukuran besar atau sedang biasanya kolektor tanaman buah yang sudah paham sawo ini,“ ujarnya.

Sementara itu, untuk buahnya sendiri Ismanto mematok harga mulai tiga ratus ribu rupiah per buah.

“Saya jual buah Mamey Sapote bukan perkilo, tapi per biji. Nah tergantung besar kecilnya juga. Harganya mulai tiga ratus ribu“, kata bapak dari tiga anak ini.

Rasa dari sawo Mamey Sapote tak berbeda jauh dengan sawo lokal, hanya saja lebih manis.

Kemudian warnanya memang berbeda dari sawo lokal.

Orange kemerahan menjadi ciri khas dari sawo Mamey Sapote.

Kerja keras Ismanto mengembangkan sawo Mamey Sapote, ternyata mampu menambah pundi pundi uang bagi perekonomiannya.

Puluhan juta rupiah bisa ia peroleh perbulan dari budidaya Mamey Sapote.

Meski begitu, dirinya tidak akan pernah berhenti mengembangkan tanaman buah khususnya Mamey Sapote agar dapat dikembangkan pula oleh petani buah lainnya, sehingga mampu mendongkrak perekonomian keluarga.