Terkini.id, Semarang – Sulitnya memperoleh alat pelindung diri atau APD seperti masker, hand sanitizer dan termomether infra red, di kota Semarang cukup mengkhawatirkan, sementara kasus pasien dalam pengawasan dan positif corona terus meningkat.
Dikutip dari website resmi pemkot Semarang, siagacorona.semarangkota.go.id, per tanggal 2 April 2020 jumlah PDP atau pasien dalam pengawasan sebanyak 165 orang, sedangkan pasien positif corona sebanyak 34 orang.
Jika ditanya stok beberapa jenis barang tersebut di apotek ataupun toko alat kesehatan bisa dipastikan tidak ada stok alias kosong. Padahal pemerintah sudah menghimbau kepada para produsen, distributor hingga retail alat kesehatan ataupun APD untuk bisa menjaga ketersediaan stok dan kestabilan harga, karena sangat dibutuhkan utamanya bagi tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien corona.
Hartadi, pemilik MK Medika salah satu distributor alat kesehatan di kota Semarang mengungkapkan, kelangkaan itu terjadi karena masyarakat saat ini terkena panic buying atau berbondong bondong membeli alat pelindung diri seperti masker, hand sanitizer dan sebagainya. Belum lagi di beberapa instansi swasta ataupun pemerintah, saat ini banyak mengunakan thermometer infra red untuk mendeteksi suhu tubuh karyawan atau masyarakat yang berkunjung ke instansi tersebut.
Meski permintaan alat pelindung diri meningkat, perusahaan miliknya tetap memprioritaskan kebutuhan APD bagi tenaga medis di rumah sakit dan laboratorium. “Untuk saat ini kita lebih mengutamakan tenaga medis di rumah sakit, klinik, atau puskesmas, karena mereka yang sepertinya lebih membutuhkan itu“ ujarnya.
“Kalau dari pabrik, mereka banyak mengalami kekurangan bahan, mereka memang produksi di Indonesia, kaya masker, handsanitizer tapi bahan dasarnya beberapa dari luar negeri, jadi mereka terkendala pengadaan bahan bahan itu dan otomatis stok langka ditambah harganyapun jadi mahal“ ungkap Hartadi.
Ketika ditanya dugaan penimbunan APD yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab, Hartadi mengatakan hal itu mungkin saja terjadi dan semestinya pemerintah bertindak lebih tegas karena merugikan banyak orang, sementara hanya spekulan yang meraup untung sendiri.
“Harapan kita wabah ini segera selesai, karena harga itu tidak bisa di rem naik terus tiap hari sedangkan barang itu semakin susah, belum lagi harga dollar juga semakin tinggi“ tutup Hartadi.










